Mihrab-Mihrab Masjid Nabawi

Menurut bahasa, al-mihrab berarti bagian depan dan tempat paling utama dari bangunan rumah, atau tempat shalat imam dalam masjid. Kata mihrab disebutkan empat kali dalam Alquran.

Nabi pernah shalat menghadap Baitul Maqdis sekitar 16 atau 17 bulan. Setelah beliau hijrah ke Madinah, kiblat masjid berada di bagian belakang, dari arah utara berhadapan dengan pintu Utsman di dekat pilar kelima, sebelah utara Pilar Aisyah RA.

Setelah kiblat berpindah ke Masjidil Haram, beliau pun memindahkan kiblat masjid dari utara ke bagian selatannya. Beliau shalat di dekat Pilar Aisyah selama dua atau empat bulan, kemudian maju ke Pilar Al-Mukhallaqah dan shalat di sana selama beberapa hari. Tempat shalat beliau ini akhimya dibangun menjadi mihrab.

Ketika Umar bin Khathab melakukan perluasan masjid, mihrab dipindahkan ke ujung bangunan baru di arah selatan. Tatkala Utsman melakukan perluasan masjid, mihrab dipindahkan lagi, dan mihrab inilah yang ada sampai sekarang. Di masa Nabi, Khulafaur Rasyidin, dan setelahnya, mihrab masjid belum berbentuk ruangan cekung di tembok.

Berbagai referensi sejarah menyatakan bahwa mihrab yang berbentuk ruangan cekung di tembok baru mulai ada pada masa pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik dari Bani Umayah pada tahun 88-91 H/707-710 M. Al-Walid memerintahkan Gubernur Madinah saat itu, Umar bin Abdul Aziz untuk merenovasi masjid. Jadi, mihrab Masjid Nabawi sebelum renovasi pada masa Al-Walid adalah tempat biasa, tidak ada penanda khusus di dinding kiblat dan tidak ada ruangan berbentuk cekung di tembok.

Ini berdasarkan perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Berkumpullah! Hadirilah pembangunan mihrab agar kalian nanti tidak berkata, ‘Umar telah mengubah mihrab kita!” Lalu, setiap kali mengambil batu dari susunan bangunan mihrab, dia pasti meletakkan batu yang lain untuk menggantikan posisinya.

Dalam perkembangannya, kaum Muslimin menghiasi mihrab-mihrab masjid dengan hiasan-hiasan islami, seperti kaligrafi ayat-ayat Alquran yang diletakkan di bagian depan masjid. Ini sesuai dengan makna kata al-mihrab sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Juga bertujuan untuk memberi penanda khusus arah kiblat yang wajib dituju ketika shalat.
Beberapa Mihrab Masjid Nabawi:
        Mihrab Nabi yang berada di Raudhah, di sebelah kiri mimbar.
        Mihrab Utsman, yaitu dinding di arah kiblat masjid, tempat shalat imam sekarang.
        Mihrab Sulaiman, dikenal juga dengan nama mihrab Al-Hanafi yang terletak di sebelah barat mimbar.
        Mihrab Fathimah, terletak di selatan mihrab Tahajud di dalam Al-Maqshurah.
        Mihrab Syekh Al-Haram, terletak di belakang Dakkah Al-Aghwat, dibangun ketika masjid mengalami perluasan pada masa  Sultan Abdul Majid.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Wiratmajaty
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.